Minggu, 29 Juli 2012

MENCETAK

MENCETAK

ada-ada saja yang tertinggal.. ini merupakan seni yang mudah dan efektif apabila digunakan untuk anak SD. yaitu mencetak, berikut penjelasannya:

MENGGAMBAR DENGAN TARIKAN BENANG


Bahan:


·        Pewarna, bisa menggunakan cat air  


·        Kertas gambar


Alat:


·        Kuas untuk mencampur warna


·        Tempat pewarna


·        Benang kasur


Cara membuat:


·        Campurlah perwarna dengan air


·        Ambil benang kasur kurang lebih sepanjang 40-45 cm.


·        Celupkan sebagian besar benang pada cairan pewarna, jika perwarna terlalu banyak menempel pada benang, biarkan cairan pewarna menetes dulu.


·        Jika dirasakan pewarna telah cukup menempel pada benang, letakkan benang tersebut di atas kertas. Cara meletakkan benang dapat diatur atau bebas sesuai kehendak. Ujung benang bekas pegangan letakkan di luar bidang kertas.


·        Lalu lipatlah kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.


·        Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah perlahan-lahan benang sampat keluar dari kertas. Cara menarik kertas terserah kalian, biasa lurus ke bawah, lurus ke samping, atau variasi dari keduanya.


·        Setelah benang terlepas semua dari atas kertas, bukalah kertas. Gambar apa yang didapatkan? Indah bukan?


·        Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar, cara di atas tadi dapat dilakukan lagi dengan menggunakan warna yang berbeda. Maka akan menghasilkan gambar yang lebih indah. 






INKBLOT


Bahan:


·        Pewarna, bisa menggunakan cat air  


·        Kertas gambar


Alat:


·        Kuas untuk mencampur warna


·        Tempat pewarna


Cara membuat:


·        Cairkan pewarna dengan sedikit air pada tempat untuk mencampur warna. Jika pewarna tidak terlalu kental, tidak perlu dicampur dengan air. Hati-hati jangan terlalu encer.


·        Teteskan pewarna yang sudah disiapkan pada beberapa bagian di atas kertas. Dapat dipilih beberapa warna untuk hasil yang lebih baik.


·        Lipat kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.


·        Gosoklah dengan hati-hati kertas yang sudah dilipat dan ditetesi warna dengan menggunakan telapak tangan hingga rata, jangan sampai ada warna yang masih mengumpul atau menggumpal.


·        Bukalah lipatan kertasnya, maka akan menghasilkan gambar yang dapat di beri judul sendiri.


·        Jika dirasakan pewarna telah cukup menempel pada benang, letakkan benang tersebut di atas kertas. Cara meletakkan benang dapat diatur atau bebas sesuai kehendak. Ujung benang bekas pegangan letakkan di luar bidang kertas


·        Lalu lipatlah kertas pada bagian tengah sisi panjangnya


·        Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah perlahan-lahan benang sampat keluar dari kertas. Cara menarik kertas terserah kalian, biasa lurus ke bawah, lurus ke samping, atau variasi dari keduanya.


·        Setelah benang terlepas semua dari atas kertas, bukalah kertas. Gambar apa yang didapatkan? Indah bukan?


·        Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar, cara di atas tadi dapat dilakukan lagi dengan menggunakan warna yang berbeda. Maka akan menghasilkan gambar yang lebih indah. 






MENGGAMBAR DENGAN TIUPAN


Bahan:


·        Pewarna, bisa menggunakan cat air  


·        Kertas gambar


Alat:


·        Sedotan minuman dingin/limun


·        Kuas untuk mencampur warna


·        Tempat pewarna


Cara membuat:


·        Cairkan pewarna dengan sedikit air pada tempat untuk mencampur warna. 


·        Teteskan cairan pewarna dengan menggunakan kuas di atas kertas gambar.


·        Tiuplah tetesan pewarna tadi dengan menggunakan sedotan. Ketika ditiup, pewarna akan menyebar ke berbagai arah berupa cabang-cabang. Tiuplah terus setiap cabang tadi hingga tersebar ke berbagai arah dan tidak terdapat genangan warna pada setiap bagian yang menyebar tadi. Sebaran warna akan membentuk ranting-ranting kecil.


·        Lakukan hal yang sama dengan menggunakan warna lain. Biarkan warna saling menumpuk hingga menghasilkan sebuah gambar yang diinginkan. 


·         Jika dirasakan pewarna telah cukup menempel pada benang, letakkan benang tersebut di atas kertas. Cara meletakkan benang dapat diatur atau bebas sesuai kehendak. Ujung benang bekas pegangan letakkan di luar bidang kertas.


·         


·        Lalu lipatlah kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.


·        Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah perlahan-lahan benang sampat keluar dari kertas. Cara menarik kertas terserah kalian, biasa lurus ke bawah, lurus ke samping, atau variasi dari keduanya.


·        Setelah benang terlepas semua dari atas kertas, bukalah kertas. Gambar apa yang didapatkan? Indah bukan?


·        Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar, cara di atas tadi dapat dilakukan lagi dengan menggunakan warna yang berbeda. Maka akan menghasilkan gambar yang lebih indah. 












CETAK DATAR


Media:


Kaca satu lembar, kertas gambar yang lebih lebar daripada kaca, cat atau lem kanji yang dicampur dengan pewarna kue, kain lap, tempat cat, kuas dan Koran bekas untuk alas.


Teknik pembuatan:


o   Kaca digambari dengan cat atau lem kanji dicampur dengan pewarna kue.


o   Letakkan kertas di atas kaca yang telah digambari


o   Kertas ditekan ambil diratakan.


o   Angkat kertas dari kaca


o   Jadilah gambar di atas kertas


o   Tiuplah tetesan pewarna tadi dengan menggunakan sedotan. Ketika ditiup, pewarna akan menyebar ke berbagai arah berupa cabang-cabang. Tiuplah terus setiap cabang tadi hingga tersebar ke berbagai arah dan tidak terdapat genangan warna pada setiap bagian yang menyebar tadi. Sebaran warna akan membentuk ranting-ranting kecil.


o   Lakukan hal yang sama dengan menggunakan warna lain. Biarkan warna saling menumpuk hingga menghasilkan sebuah gambar yang diinginkan. 


o   Jika dirasakan pewarna telah cukup menempel pada                benang, letakkan benang tersebut di atas kertas. Cara meletakkan benang dapat diatur atau bebas sesuai kehendak. Ujung benang bekas pegangan letakkan di luar bidang kertas.


o   Lalu lipatlah kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.


o   Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah perlahan-lahan benang sampat keluar dari kertas. Cara menarik kertas terserah kalian, biasa lurus ke bawah, lurus ke samping, atau variasi dari keduanya.


o   Setelah benang terlepas semua dari atas kertas, bukalah kertas. Gambar apa yang didapatkan? Indah bukan?


o   Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar, cara di atas tadi dapat dilakukan lagi dengan menggunakan warna yang berbeda. Maka akan menghasilkan gambar yang lebih indah.






CETAK TINGGI


Media:


Guntingan gambar, papan/karet(linolium)/ubi, akrilik/cat poster/pewarna kue, pensil, kuas, pisau atau alat pencukil dan kertas gambar.






Cara pembuatannya


o   Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi


o   Pola ditoreh/dicukilkan dengan pisau/alat pencukil


o   Klise/alat alat cetak selesai


o   Klise/ alat cetak dioles dengan tinta


o   Cetakan kea rah kertas gambar


o   Jadilah gambar cetakan


o   Jika dirasakan pewarna telah cukup menempel pada benang, letakkan benang tersebut di atas kertas. Cara meletakkan benang dapat diatur atau bebas sesuai kehendak. Ujung benang bekas pegangan letakkan di luar bidang kertas.


o   Lalu lipatlah kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.


o   Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah perlahan-lahan benang sampat keluar dari kertas. Cara menarik kertas terserah kalian, biasa lurus ke bawah, lurus ke samping, atau variasi dari keduanya.


o   Setelah benang terlepas semua dari atas kertas, bukalah kertas. Gambar apa yang didapatkan? Indah bukan?


o   Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar, cara di atas tadi dapat dilakukan lagi dengan menggunakan warna yang berbeda. Maka akan menghasilkan gambar yang lebih indah. 






CETAK BAYANGAN


Media :


Kertas gambar, daun atau guntingan gambar, cat air, cat semprot, atau pewarna kue, sikat gigi bekas dan sisir.






Cara Membuatnya :


o   Daun atau guntingan gambar diletakkan di atas kertas gambar


o   Cara mencetak dengan sisir atau dengan semprotan


o  Setelah cat kering, daun atau guntinngan kertas diangkat Klise/alat alat cetak selesai






o   Klise/ alat cetak dioles dengan tinta


o   Cetakan kea rah kertas gambar


o   Jadilah gambar cetakan


o   Jika dirasakan pewarna telah cukup menempel pada benang, letakkan benang tersebut di atas kertas. Cara meletakkan benang dapat diatur atau bebas sesuai kehendak. Ujung benang bekas pegangan letakkan di luar bidang kertas.


o   Lalu lipatlah kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.


o   Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah perlahan-lahan benang sampat keluar dari kertas. Cara menarik kertas terserah kalian, biasa lurus ke bawah, lurus ke samping, atau variasi dari keduanya.


o   Setelah benang terlepas semua dari atas kertas, bukalah kertas. Gambar apa yang didapatkan? Indah bukan?
o   Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar, cara di atas tadi dapat dilakukan lagi dengan menggunakan warna yang berbeda. Maka akan menghasilkan gambar yang lebih indah. 




Minggu, 22 Juli 2012

MENGANYAM








Cara Membuat Anyaman Kertas
Bahan yang diperlukan untuk cara membuat anyaman kertas
  • 2 lembar kertas Padalarang atau manila warna-warni beda warna
  • gunting
  • pisau cutter
  • pensil
  • penggaris
  • lem kertas
Cara membuat anyaman dari kertas
  • Buatlah garis garis pada kertas dengan pensil pada sisi lebarnya dengan jarak 1 cm
  • Untuk pada bagian tepi kertas beri sisa 2 cm
  • Potonglah bagian yang sudah diberi garis tadi dengan pisau cutter
  • Ambillah kertas yang ke- 2 kemudian potong memanjang dengan gunting selebar 1 cm
  • Mulai menganyam dengan motif anyaman kertas yang diinginkan
  • Setelah selesai mengayam semua kemudian rapikan
  • Berilah lem dan rekatkan pada bagian tepi atau sisa anyaman agar tidak terlepas
Tips motif anyaman kertas
  • Motif yang akan kita buat, bisa digambar terlebih dahulu pada kertas lain
  • Ketika menganyam gunakanlah bantuan penggaris agar lebih mudah
  • Banyak sekali jenis motif anyaman kertas yang bisa kita buat sesuai inspirasi kita sendiri

Senin, 16 Juli 2012

3m



3M

M3 (melipat, menggunting, menempel)
Bahan dan alat yang diperlukan:
1. kertas agak tebal,
2. kertas berwarna (origami)
3. lem,
4. gunting/cutter.


Langkah-langkah :
1. Ambil selembar kertas warna. Lipat di tengah-tengah sisi panjangnya. Selanjutnya hasil lipatan tadi dilipat lagi pada tengah-tengah sisi panjangnya.
2. Hasil dua kali lipatan tadi digunting pada beberapa tempat. Ada bagian yang dibuang. Bentuk guntingan bergantung pada kreasi masing-masing.
3. Bila dianggap sudah cukup guntingannya, lipatan dibuka.
4. Hasilnya ditempel pada kertas yang agak tebal menggunakan lem.
5. Jumlah lembaran yang ditempel bervariasi baik dalam jumlah maupun warnanya



Lukisanku


Lukisan sederhana yang terbuat dari cat air. caranya cukup mudah:
1. sediakan kertas putih, cat air, dan peralatan lukis lainnya.
2. buat skema bunga.
3. cairkan cat airdengan sedikit air.
4. warnai gambar bunga,
5. buat gradasi secara simple pada bagian bunga.
6. jadilah lukisan bunga.


Patung gip.
patung gip adalah sebuah bentuk yang terbuat dari gip yang dicetak. langkah-langkahnya sebagai berikut: 
1. campur gip dengan air.
2. buat cetakan, seperti bentuk ayam, bebek, dsb.
3. masukan adonan gip.
4. setelah setengah kering, bahan cetakan disobek atau dibakar.
5. amplas bentukan yang telah jadi, hingga halus.
6. jadilah bentuk gip yang diharapkan.

Selasa, 10 Juli 2012

MAKRAME
 
 
Definisi:
1. bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai
2. kerajinan tangan simpul-menyimpul dengan menggunakan berbagai macam benang
 
Kerajinan tekstil yang berbahan aneka tali yang juga dikenal dengan istilah macramé merupakan seni kerajinan memanfaatkan karakter tali untuk kemudian dengan teknik simpul dan anyam dibentuk menjadi benda hias maupun pakai. Banyak orang menganggap tali hanya berfungsi sebagai benda fungsional yang erat, kaitannya dengan aktivitas sehari-hari, mulai dari pengikat barang agar rapi dan kuat sampai untuk berolahraga. Pernahkan terpikir oleh Anda untuk memanfaatkan tali menjadi barang yang unik, fungsional, serta bernilai seni dan bemilai jual ?
Melalui sentuhan kreatif, tali yang dianggap sebagai benda sederhana, bisa disulap menjadi aneka kreasi yang sangat menakjubkan. Aneka hiasan, benda fungsional, sampai aksesori pribadi dapat diciptakan hanya dari "seutas tali". Mungkin Anda penasaran atau merasa aneh. jangan sampai terjadi. Karena dengan modal keuletan, ketekunan, dan Imajinasi yang kreatif, Anda pun pasti bisa melakukannya.
Tali sebagai bahan utama sangat mudah diperoleh. Selain itu, harganya pun sangat murah. lika Anda ingin memanfaatkan tali yang sudah tidak terpakai, bekas saja bisa. Dengan cara ini, Anda dapat menghemat biaya yang dikeluarkan. Akan tetapi, jika Anda ingin menciptakan barang yang lebih bermutu, tentunya tali yang baru tentu menjadi pilihan yang lebih baik.
Jenis tali yang dapat Anda gunakan dalam kreasi ini, antara lain: tali tambang plastik, tali koor, dan sumbu kompor. Semuanya mudah diperoleh. Yang pasti, harganya terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
A. Bahan
A. 1 Jenis Bahan Tali
1. Katun
2. Linen
3. Pute
4. Acrylic
5. Nilon
6. Serat
A.2 Jenis Tali
1. Tali Tambang/Tampar
2. Tali koor
3. Tali sumbu kompor
4. Tali Rafia
5. Tali pancing
6. Tali serat (Sisal)
7. Tali wol
8. Tali Kulit
9. Tali Benang katun, dll
10. Bahan pelengkap / assesories missal gantungan tas, kancing, resleting, dll
B. Alat
1. Gunting
2. Korek api
3. Meteran
4. Sikat Gigi
5. Jarum penthul
6. Lilin
C. Simpul Dasar
Dalam anyam tali / makrame tali-tali kebanyakan dikerjakan hanya dengan tangan. Pada saat menganyam terdapat dua Jenis tali dilihat dari tali yang dikerjakan. Tali-tali yang diletakkan / ditaruh dan tidak dianyamkan disebut tali taruhan. Sedangkan tali yang aktif dianyamkan / digarapn pada tali taruhan disebut tali garapan. Sebenarnya makrame hanya terdiri dari 2 simpul dasar yaitu simpul pipih dan simpul tali bedil namun seiring dengan berkembangnya kreasi makrame muncullah simpul-simpul seperti berikut :
C.1 Simpul Pembuka (Permulaan)
1. Simpul Jangkar
  • Kaitkan Tali pada sepotong kayu/pensil/ tali yang dibentangkan
  •  Simpul ini bisa dibuat secara berantai ke samping untuk memperlebar jarak antar tali.
  • Tali/kayu yang dibentangkan dapat diganti dengan ring/ gelang

2. Simpul Pangkal
a. Kaitkan Tali pada sepotong kayu/pensil/ tali yang dibentangkan
b. Simpul ini bisa dibuat secara berantai ke samping untuk memperlebar jarak antar tali
c. Tali/kayu yang dibentangkan dapat diganti dengan ring/ gelang


3. Simpul Baling-baling
a. Letakkan dua tali saling bersilangan
b. Salah satu tali (tali A) kedua ujungnya tekuk/lipat sehingga berbentuk seperti huruf S
c. Tali yang lain (tali B) kedua ujungnya tekuk/lipat ujungnya dengan disusupkan tali (A) yang sudah berbentuk huruf S.
d. Kencangkan dan semua ujung jadikan satu.

4. Laso (Ganda)
a. Tekuk salah satu tali (A) menjadi dua dan silangkan ujungnya sehingga pada bagian tekukannya membentuk seperti tetes air (runcing).
b. Tekuk tali yang lain (B) dan susupkan kedua ujungnya pada laso pertama sambil tali kedua (B) dibentuk menjadi laso juga.

5. Simpul tiang


C.2 Simpul Inti (Pembentuk benda)
1. Spiral (Kordon/tali bedil), spiral ganda (kordon/tali bedil),
2. Spiral pipih
3. Simpul pipih : untuk membentuk lembaran anyaman tali.
4. Simpul Jangkar
5. Simpul pangkal : untuk membentuk garis-garis atau bidang variasi. Merupakan Simpul kkordon/tali bedil yang hanya terdiri dari 2 belitan.
6. Simpul Wampan merupakan pengembangan simpul pangkal dan kkordon yang membenntuk pola belah ketupat bersusun.
7. Simpul Cavandoli (ditemukan oleh Valentina Cavandoli dari Turijn) merupakan penegembangan simbul kkordon dan pangkal yang membentuk motif tertentu dengan kombinasi minimal dua warna
8. Laso ganda : variasi isian / bisa diganti monte/manik-manik dan berbagai simpul dekorasi unik misal : bola, kancing cina, dll
C.3 Simpul Penutup (Finishing)
1. Simpul pipih
2. Laso / tali mati
3. Simpul tiang :
  • Satukan ujung tali
  • Siapkan sepotong tali lain (pengikat) kira-kira 40 cm dan tekuklah.
  • Satukan tali pengikat dengan ujung tali-tali yang telah disatukan.
  • Salah satu ujung tali pengikat belitkan pada kelompok tali, mulailah dengan jarak kira-kira 2 cm dari tekukan/lipatan tali pengikat, ke arah tekukan/lipatan tali pengikat

Tips :
1. Menentukan Panjang Tali ; buat satu pola yang akan diulang-ulang misal satu lengkungan. Ukur panjang satu pola tersebut dan tandai batas pola dengan ballpoint. Bongkar simpul dan ukur tanda batas pola yang terpanjang. Jika panjang batas pola adalah 5 cm dan panjang tali setelah dibongkar dari anyaman satu pola adalah 10 cm, maka karya/benda yang panjangnya 50 cm dibutuhkan tali 10 cm kali 10 ditambah panjang tali simpul awal(pangkal) ditambah rumbai (jika pakai rumbai) ditambah panjang simpul penutup ditambah kelebihan/toleransi 10-25 % panjang tali
2. Jika mengawali menggunakan gasper maka tali disimpul pada gasper terlebih dahulu.
3. Jika ikat pinggang tanpa gasper anyaman dimulai dari tengah tali ke ujung dengan mengikat tengah tali terlebih dahulu.
5. Awal anyaman dapat menggunakan kerangka maupun tidak. Jika tidak menggunakan kerangka salah satunya dapat menggunakan simpul pipih secara langsung.
6. Tas dengan tutup cara menganyamnya dimulai dari tutupnya terlebih dahulu.
7. Sambungan tali dilakukan dengan melelehkan kedua ujung tali secara bersamaan dengan korek api dan sedapat mungkin diletakkan secara tersembunyi baik didakam simpul maupun dibagian dalam benda agar terlihat rapi. Sambungan tali sebaiknya tidak sejajar dengan sambungan lain yang berdekatan, maka jika terdapat lebih dari satu tali yang akan disambung maka panjangnya harus dibuat berbeda dengan menguranginya.

Contoh Kreasi Makrame
A. Buah Jagung
Bahan
• Tali koor atau satin warna kuning
• benang jahit
Alat
• Gunting
• Sikat gigi
Cara membuat
1. Potong tali 2 meter (tali A), lipat jadi dua lipatan, lalu simpulkan.
2. Turun jarak 2 cm, simpulkan tali A kembali. Dua tali yang terjuntai dinamakan Al dan A2 (untuk biji jagung).
3. Potong tali (tali B) sepanjing 30 cm sebanyak empat utas, (untuk tulang jagung).
4. Selipkan tali-tali B pada tali At dan A2, lalu ikat tali-tali B pada bagian tengah dengan menggunakan tali A1 dan A2. Delapan tali B yang terjuntai selanjutnya diberi nama B1, B2, B3, B4, B5,B6, 57, dan B8 (untuk tulang jagung).
5. Anyam tali-tali tersebut. Caranya, apit tali 51 oleh tali Al don A2, kemudian tali Al don A2 disilangkan, lalu apit tali B2 oleh tali Al dan A2, kemudian tali Al dan A2 disilangkan. Lakukan hal yang sama pada tali 83, B4, 85, 66, B7, don 58 (memutar) hingga terbeantuk satu deret biji jagung.
6. Cara mengerjakannya:seterusnya sama, panjang jagung selera masing-masing.
7. Ikat tali-tali sisa dengan benang. Uraikan tali-tali sisa tersebut, lalu sikat dengan sikat gigi sehingga, menjadi seperti bulu jagung.
8. Untuk pemanis bisa dipasang tali emas warna hijau pada pangkal jagung.
Ikat Pinggang
A. Tentang Karya
1. Jenis karya: Ikat pinggang
2. Bahan : Tali kur
3. Alat : Korek api
4. Warna : Coklat muda dan coklat tua
5. Panjang : 150 cm
6. Lebar : 5 cm
7. Hasil :
B. Bahan dan Alat
1. Tali kur warna coklat tua dengan panjang 330cm x 6 buah.
2. Tali kur warna coklat muda dengan panjang 330cm x 4 buah dan 310cm x 2 buah.
3. Enam buah monte kayu ukuran sedang.
4. Dua buah benik bathok.
5. Korek api.
C. Simpul yang Digunakan
1. Simpul Pangkal/kkordon
2. Simpul pipih
3. Simpul mati/laso
4. Simpul tiang
D. Langkah – langkah
1. Ambil dua buah tali ukuran 310 cm. Ikatkan simpul empat pada bagian tengah kedua tali tersebut. Tali ini dijadikan sebagai sumbu dari tali –tali yang lain.
2. Susunlah tali – tali yang lain pada sisi kiri dan kanan tali sumbu. Dua buah tali warna coklat muda di bagian dalam dan tiga buah tali warna coklat tua di bagian luar.
3. Ikatkan simpul empat pada tali sumbu dari tali – tali yang lain.
4. Setelah sampai pada tali paling ujung, ikatkan simpul mati untuk mengunci.
5. Ikatkan simpul mati lagi dengan jarak 0,5 cm dari simpul mati awal.
6. Ikatkan simpul dua pada tali yang berada di sebelah dalam kemudian dikaitkan pada tali pada bagian tepi dengan simpul dua juga hingga terbentuk tiga simpul.
7. Sisipkan monte kayu pada tali bagian dalam. (monte tidak diberikan pada setiap formasi, tetapi berjarak satu formasi)
8. Kunci dengan simpul pipih.
9. Setelah selesai dengan simpul dua, lanjutkan dengan simpul empat pada tali – tali tersebut hingga terbetuk satu formasi lengkap.
10. Lanjutkan membuat formasi – formasi lengkap hingga sepanjang yang diinginkan.
11. Tambahkan sebaris tali dengan simpul empat pada formasi paling ujung yang bersumbu pada tali paling tepi.
12. Tambahkan benik bathok dari tali terdalam.
13. Gunakan tali lain sepanjang 20 cm sebagai simpul penutup.
14. Setelah semua selesai, sulut ujung seluruh tali dengan korek api agar tidak terurai.
“MINI BAG”
A. Bahan
1.Tekstur : Warna biru tua 4 x 40 m =160 m
2. Potongan hanger (gantungan baju)
3. Lem
B. Simpul
1. Simpul Bedil
2. Simpul Pipih
3. Simpul Kordon
4. Simpul Pangkal
5. Simpul Jangkar
C. Langkah Pengerjaan
• Hanger dipotong 2 x 25 cm dan potong tali sepanjang 2,5 m untuk membuat badan tas.
• Tali disimpulkan ke hanger semuanya dengan simpul jangkar. Kemudian disimpul dengan simpul pipih yang saling menyambung antara tali ke tali lain dan cara menyambungkan antara tas bagian depan dan belakang juga menggunakan simpul pipih tapi tali taruhannya ditarik hingga terlihat rapi. Simpul pipih digunakan pada semua badan tas.
• Setelah ukuran badan cukup, pada paling akhir dari badan tas dibuat tali pangkal memutar.
• Untuk penutup bawah digunakan lagi simpul pipih (2 kali simpul) kemudian tali bagian belakang tas dan bagian belakang tas digabung dengan cara ambil 2 tali dari belakang dan depan yang lurus. Dari gabungan tali tadi disimpul pipih demikian juga yang lain hingga atas bagian bawah tertutup.
• Bagian paling bawah dari tas diberi hiasan rumbai-rumbai dari tali lebihan badan tas yang diikat hingga terlihat rapi.(Gb. 1)
• Tutup tas dibuat dingan simpul yang sama dengan badan tas yaitu simpul odor dan diberi simpul tali bedil. Pada bagian tepi tutup dan pada tutup bagian bawah disimpul pangkal.(Gb. 2)
• Agar tas tidak terbuka paling bawah dari tutup diberi pengunci tas yang memakai simpul pipih dan simpul tali bedil.(Gb.2)
• Bagian paling akhir gantungan pada tas hanya menggunakan simpul kordon saja dan digabung dengan bagian kanan kiri tas yang paling atas.
• Finished.
Gb.1
Gb.2
Berbagai Tas dan Sabuk Makrame
Sumber Pustaka
Wardana, Enen. 2003: Aneka Kreasi dari Tali. Puspa Swara. Jakarta.
Widyati. 2007 : Macrame. Tiara Aksara. Jakarta.
Saraswati. 1986 : Seni Makrame I. Bhratara Aksara. Jakarta.

Teknik Dasar Arsir Dan Gradasi

 
 Menguasai teknik arsir dan gradasi adalah salah satu teknik dasar menggambar dengan pensil. Arsir gradasi akan membantu ketajaman mata agar mengenal tingkat intensitas cahaya sehingga dapat melihat daerah terang dan gelap suatu obyek. Latihan arsir gradasi juga sangat membantu ketika Anda membuat bayangan dari suatu obyek.
Beberapa langkah yang harus dilakukan saat mengarsir :
  • Berlatih teknik arsir gradasi dapat  mulai dengan membuat satu baris kotak.
  • Jumlahnya bebas terserah  seperti gambar di bawah ini. Kemudian arsirlah setiap kotaknya dengan satu jenis ukuran pensil.
  • Contoh kotak pertama diarsir dengan pensil 2H, kemudian kotak kedua diarsir dengan pensil H, dan seterusnya.
  • Ketika mengarsir semua dilakukan dengan tekanan yang sama.
  • Lihat perbedaan intensitas gelap terang yang dihasilkan setiap pensil.
  • Kemudian arsir gradasi dapat dihasilkan dengan cara lain yaitu buatlah beberapa baris kotak seperti gambar di bawah ini.
  • Lalu menggunakan beberapa jenis pensil, misalnya pensil B, 4B, dan 9B.
  • Arsirlah baris kotak bagian atas dengan pensil B, kemudian arsirlah setiap kotaknya dengan tingkat tekanan pensil yang berbeda.
  • Lihat intensitas gelap terang yang dihasilkan dengan pensil B. Kemudian arsirlah baris kotak bagian tengah dengan pensil 4B, dan berikan tekanan yang berbeda pada setiap kotaknya.
  • Begitu pun dengan baris kotak bagian bawah diarsir dengan pensil 9B dengan tekanan yang berbeda. Arsir gelap dengan tekanan paling kuat yang dihasilkan pensil B bisa hampir menyamai kualitas arsir pensil 4B, begitu pun dengan pensil 4B dengan tekanan yang kuat bisa menyamai intensitas arsir gelap 9B.
  • Dengan sedikit memberi tekanan, intensitas arsir yang dihasilkan pensil 4B bisa menyamai dengan intensitas arsir pensil B. Lakukan dengan berbagai macam jenis pensil lainnya sehingga tingkat kepekaan Anda pada intensitas cahaya dan gelap terang pada suatu obyek meningkat.
  • Latihan selanjutnya mencoba membuat komposisi bentuk dasar, kemudian pada setiap bentuk dasar memberikan arsir dengan tingkat intensitas yang berbeda. Buatlah kotak dengan berbagai ukuran dan bentuk yang sudah mengalami distorsi. Kemudian komposisikan kotak-kotak tersebut.
  • Disamping iyu juga dapat membuat komposisi bentuk dengan menggunakan bentuk dasar lainnya seperti lingkaran, segitiga, dan sebagainya. Selain itu dapat mengkomposisikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan cara yang berbeda.
  • Cobalah membuat berbagai macam sketsa lainnya, carilah berbagai ide komposisi bentuk lainnya, dan pilihlah sketsa yang disukai.
  • Setelah membuat sketsa komposisi bentuk kotak, persiapkanlah berbagai jenis ukuran pensil, saya lebih suka menggunakan pensil ukuran keras seperti H terlebih dahulu untuk memberikan arsir terang pada kotak yang diinginkan, kemudian pada beberapa bagian masih dengan pensil yang sama saya memberikan tekanan yang lebih kuat sehingga memberikan arsir gelap.
  • Setelah yakin pada kotak mana yang ingin saya arsir untuk daerah terang dan gelap maka gunakan pensil ukuran lunak seperti 2B.
  • Selanjutnya dapat melihat pada gambar dibawah dengan memberikan arsir gelap dan terang maka pada komposisi kotak terlihat ada suatu volume atau kedalaman. Pada saat menggambar suatu obyek Anda akan mengerti bahwa hanya dengan memberikan arsir gradasi gelap terang, maka obyek tersebut terlihat mempunyai volume dan intensitas cahaya yang berbeda.
  • Setelah membuat satu baris kotak arsirlah setiap kotaknya dengan berbagai jenis ukuran pensil misalnya 2H, H, B, 2B, dengan tekanan yang sama dapat melihat perbedaan intensitas gelap terang yang dihasilkan setiap pensil.
  • Buatlah beberapa baris kotak, kemudian setiap barisnya diarsir dengan pensil yang sama misalnya pensil B, tetapi arsirlah dengan tekanan yang berbeda pada setiap kotaknya. Sehingga  akan menemukan pensil B bisa hampir menyamai kualitas arsir pensil 4B.  
  • Latihan membuat komposisi bentuk dasar membantu melihat perbedaan intensitas gelap terang dari pensil. Carilah berbagai ide
  • komposisi bentuk dasar lainnya. Arsir gradasi juga dapat membedakan volume suatu obyek.


Contoh Menggambar Arsir Lampu
Kadang dapat menemukan satu jenis benda yang terbuat dari berbagai macam bahan material. Misalnya gelas ada yang terbuat dari bahan plastik, kayu, keramik. Atau kursi yang terbuat dari besi, alumunium, kayu, plastik, dan rotan.
  1. Pada latihan menggambar arsir tekstur lampu, akan mencoba menggambar sebuah obyek dengan menggunakan berbagai macam arsir, sehingga dapat membayangkan kira-kira terbuat dari bahan material apa saja obyek tersebut.
  2. Sebelum memulainya pilihlah salah satu objek yang menarik di sekitar Anda, kemudian gambarlah obyek tersebut dan arsirlah. Setelah itu gambar kembali obyek yang sama, kemudian gunakanlah berbagai macam arsir lainnya.
  3. Seperti pada gambar lampu yang digunakan satu obyek lampu dan menggunakan berbagai macam arsir. Sehingga setiap gambar lampu menampilkan karakter bahan material yang berbeda.
  4. Gambarlah berbagai macam obyek lainnya dengan menggunakan berbagai macam arsir dan tentukanlah bahan material benda tersebut.








karyaku


Menggambar Imajinasi


A.    Pengertian Menggambar Imajinasi.
1.      Pengertian Menggambar.
Untuk memahami apa sebenarnya menggambar itu, kita harus menemukan maknanya lebih dalam karena lain menggores-goreskan pensil atau kuas dengan jari. Pada hakekatnya menggambar ini adalah pengungkapan seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk garis dan warna. Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekspresi dan aktualisasi diri. Pada intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa, kreativitas, ide, pengetahuan, dan wawasan. Menggambar bisanya digunakan untuk mengungkapkan suatu ide. Tidak hanya ide kreatif dari seorang seniman, setiap orang juga seringkali menggunakan gambar untuk menjelaskan buah pikirannya.
Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, yaitu :
a.       Menggambar dengan cara mengamati (observasi).
Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.
b.      Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan.
Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka.
c.       Menggambar berdasarkan imajinasi.
Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan, dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin.
Untuk pembelajaran menggambar anak usia 6-12 tahun kami menggunakan model pembelajaran observasi. Model ini kami kembangkan karena merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada belajar kreatif, belajar aktif, dan konstruktivis. Metode observasi langsung selain sebagai sumber yang baik sebagai konten, dia juga merupakan sumber imajinasi (area yang penting dalam perkembangan berpikir), pengalaman, ingatan, dan kejadian khusus (baik dan buruk) dalam kehidupannya (ini penting untuk perkembangan emosinya).
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan anak sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang diberikan anak akan termotivasi membuat gambar. Kegiatan mencoret-coret ini dapat mengembangkan gerak motorik kasarnya. Sebelum tahap menggambar bentuk, anak biasanya melewati tahap mencoret-coret. Setelah tangannya cukup lentur, mereka akan dapat menggambar bentuk, dan lain sebagainya.
Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu cara manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk bahasa. Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak menggambar:
a.       Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang kusut.
b.      Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.
c.       Tahap ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun sudah lebih. Tujuan menggambar bagi anak :
1)      Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk berekspresi.
2)      Mengembangkan daya kreativitas.
3)      Mengembangkan kemampuan berbahasa.
4)      Mengembangkan citra diri anak.
2.      Pengertian Imajinasi
Sebagian orang menganggap imajinasi itu penting, tetapi sebagian yang lain mungkin mengabaikannya. Namun, siapaun yang mempunyai kreativitas, tentu akan meningkatkan imajinasi sebagai hal yang penting. Ibarat jendela, imajinasi mengantar kita untuk membuka rumah pikiran kita dan kemudian menggapai dalam-dalam dan jauh-jauh sebuah ide, fakta, realitas, hinggan fenomena.
Imajinasi merupakan potensi yang dimiliki manusia dan yang menggerakkan hidup manusia. Melalui imajinasi, manusia memahami dan membentuk dirinya, serta seluruh kehidupan ini. Begitu pentingnya imajinasi Albert Ainstein mengatakan bahwa imajinasi lebih penting dari pada ilmu pengetahuan. Karena dengan imajinasi yang ada dalam otak, akan menggugah tubuh kuta untuk mencari tahu semua yang ada dalam imajinasi. Sehingga muncullah ragam ilmu pengetahuan
Mengenai pentingnya imajinasi, Wass (Laily, 2009:83) sampai pada kesimpulan bahwa imajinasi adalah cara berfikir alami yang menghasilkan perubahan, bahkan sebelum kita menyadarinya. Berfikir secara sadar melalui latihan berimajinasi memiliki potensi untuk membantu seseorang meraih cita-cita dalam dunia pendidikan dan dalam kehidupan pribadi.
B.     Manfaat Menggambar untuk Perkembangan Anak.
Menggambar merupakan aktivitas yang penuh stimulasi terhadap proses tumbuh kembang anak. Seperti halnya menulis dan kegiatan bermain, menggambar memiliki manfaat untuk perkembangan anak. Secara edukatif, menggambar merupakan metode belajar yang menyenangkan bagi anak-anak di usia 7 tahun pertama karena secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretan-coretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain sprei, kertas, buku atau benda-benda mainannya. Kegiatan ekspresif seperti ini merupakan aktivitas kreatif anak yang perlu diperhatikan , dikembangkan dan disalurkan dengan tepat, sehingga dapat menunjang optimasi perkembangan minat, bakat juga kecerdasannya.
Masa kecil merupakan masa keemasan anak dan sebagai pembelajar sejati, anak-anak tidak hanya membutuhkan kelengkapan sarana atau fasilitas untuk menggambar, tetapi lebih dari itu mereka membutuhkan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Menggambar biasanya berkaitan dengan dunia bermain anak yang penuh keceriaan. Karena itu, perhatian, dukungan, motivasi dan apresiasi orang tua sebagai orang terdekat sangat diperlukan untuk membangun suasana fun, tetapi kebermanfaatannya sebagai metode belajar tetap tercapai. Dan manfaat menggambar untuk anak adalah:
1.      Pertama, menggambar dalam bentuk apapun merupakan ekspresi dan bagian dari proses kreatif dan imajinatif mereka di masa kecil. Dengan menggambar, anak akan belajar mencipta atau berkreasi, menuangkan ide-idenya, serta memvisualisasikan dan merealisasikan imajinasinya dalam sebuah karya.
2.      Kedua, membantu proses perkembangan aspek kognitif, kecerdasan emosional dan kecerdasan motorik mereka. Menggambar dapat membantu meningkatkan konsentrasi anak, melatih daya ingat, kesabaran, ketelitian dan keuletan anak dalam menghasilkan sesuatu. Selain sebagai bentuk ekspresi, menggambar juga dapat membantu menyalurkan bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui gambar. Menggambar juga melatih keterampilan dan kemampuan motorik halus anak. Seperti halnya menulis, menggambar dapat melatih gerak tangan untuk menghasilkan tulisan atau bentuk gambar yang lebih baik.
3.      Ketiga, mengasah bakat anak yang bisa berdampak signifikan terhadap kemampuan dan skil mereka di masa depan. Semua anak mungkin suka menggambar dan bisa menggambar, tetapi anak yang berbakat menggambar bisa menghasilkan gambar yang lebih bagus. Karena itu, ketika anak mulai mencorat-coret media yang ditemukannya, simpanlah kata “jangan” dan gantilah dengan memberikan media menggambar yang tepat seperti kertas, buku gambar, atau karton. Biarkan mereka berekspresi, serta berikan pula apresiasi atas gambar yang mereka buat atau mereka warnai. Bakat bisa diminati jika terus dilatih, dibiasakan dan dikembangkan dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan.
4.      Keempat, menggambar sebagai sebuah stimulus untuk menumbuhkan minat belajar, sekaligus metode pembelajaran dan pendidikan berbasis kreativitas, dengan syarat anak dibiarkan mengekspresikan pikiran dan perasaannya lewat gambar tanpa selalu diberikan objek tiruan. Gambar yang berantakan khas coretan anak lebih mencerminkan naturalitas dan kreativitas daripada kehalusan bentuk yang dihasilkan dari meniru objek yang ada.
C.     Pola Perkembangan Menggambar Pada Anak.
Karakter gambar anak berkembang seiring pertambahan usianya. Menggambar merupakan kegiatan ekspresi kreatif yang populer di kalangan anak-anak. Pengalaman batin yang sederhana pada anak-anak merupakan kenangan indah dan hangat yang sewaktu-waktu bisa diungkapkan dengan berekspresi dan juga merupakan pendorong baginya. Sebagian besar kehidupan anak-anak dipenuhi dengan permainan, permainan sebagai bagian yang menyeluruh dalam kehidupan anak. Dalam permainnya anak senantiasa meniru-niru orang dewasa, mereka membuat rumah-rumahan, membersihkannya, mengecatnya, menatanya layaknya orang dewasa.
Perhatikanlah, ada kalanya ketika kita sedang menulis, si anak akan menirunya dengan mengambil kertas dan membuat goresan-goresan, sekalipun goresan-goresan itu bagi kita tidak bermakna, tetapi nampak anak mendapat kepuasan. Jadi bukan makna dari goresan itu yang berarti bagi anak, tetapi kepuasan yang lebih diutamakan. Buktinya anak akan semakin senang dan semakin rajin menggores. Hal itu bukan tanpa arti, tetapi merupakan langkah awal bagi anak dalam melakukan gerak motoriknya, gerak kordinasi antara tangan dan mata.
Ini akan menrupakan langkah yang penting dalam kehidupan selanjutnya walaupun dilakukan secara santai sambil bermain-main. Oleh karena itulah, dalam memimbing anak dalam menggambar harus diciptakan suasana santai dimana anak dapat mengembangkan imajinasinya dengan leluasa. Menggambar bagi anak adalah bagian dari permainan, dimana mereka dapat mengembangkan daya imajinasinya.Sebagaimana kemampuan lain pada umumnya, kemampuan menggambar anak sudah berkembang bahkan sejak periode batita. Lebih dari itu gambar yang dihasilkan oleh seorang anak di setiap periode memiliki arti dan karakteristik yang berbeda-beda.
Viktor Lowenfeld dalam bukunya Creative and Mental Growth (1982) meneliti tingkat perkembangan menggambar anak berdasarkan usia, menganalisis tentang periodisasi yang menjadi ciri umum lukisan anak-anak sesuai waktu (usia) dan tahap perkembangan sosial intelektual mereka, sebagai berikut:
a.       Periode Coreng-Moreng (Scribbling Stage).
Periode ini berlaku bagi anak berusia 2 sampai 4 tahun (masa prasekolah). Gambar yang dibuat tanpa makna, hanya perbuatan meniru orang lain, tetapi merupakan latihan gerak motorik dari koordinsai gerakan tangan dan mata, gambar berupa goresan tipis tebal dengan arah yang belum terkendali. Periode ini terdiri dari 3 fase, hanya setiap fase jaraknya sangat singkat sekali, sehingga dianggap satu fase.
b.      Goresan Tak Beraturan.
Gambar tanpa makna, karena anak melakukannya hanyalah meniru orang lain, belum dapat membuat coretan berupa lingkaran, karena hanya merupakan latihan gerak motorik antara mata dengan gerak tangan, bentuk garis sembarangan, bersemangat tanpa melihat ke kertas, merupakan fase yang paling awal dalam tahap perkembangan menggambar anak.
Gambar 1 Dalam goresan tak beraturan, pena tidak lepas dari kertas. (Lowenveld,1975)

c.       Goresan Terkendali.
Berupa goresan-goresan tegak, mendatar, lengkung bahkan lingkaran, coretan dilakukan berulang-ulang. Nampak anak mulai memerlukan kendali visual terhadap coretan yang dibuatnya, disini koordinasi antara perkembangan visual (gerak mata) dengan gerak motorik (tangan) semakin lengkap. Goresan dibuat dengan penuh semangat.
Gambar 2 Goresan terkendali memperlihatkan gerakan yang bervariasi, dengan ditambah menggunakan gerakan otot kecil. (Lowenveld,1975)

d.      Goresan Bermakna.
Pengalaman anak dalam membuat goresan semakin lengkap, gambar anak mulai terwujud menjadi satu kesatuan, bentuk yang semakin bervariasi, anak mulai memberi nama pada hasil coretannya dan mulai menggunakan warna. Dalam menggambar, anak belum mempunyai tujuan untuk menggambar sesuatu, karena fase ini lebih didasari oleh perkembangan fisik dan jiwa anak. Anak yang normal pasti suka meggambar.
Gambar 3 Anak usia 4 tahun menggambar dengan maksud tertentu. (Lowenveld,1975)

e.       Periode Pra Bagan (Pre Schematic Stage)
Periode ini berlaku bagi anak berusia 4-7 tahun. Sejalan dengan meningkatnya perkembangan anak, pengalaman anakpun makin bertambah, lingkup sosial makin luas, anak berkesempatan mencipta, bereksperimen, menjelajah, dan berbagai hal baru yang erat dengan perkembangan jiwa, rasa maupun emosinya. Anak mulai mengenal dunia baru, mengenal sekolah, teman sebaya, guru, dan lingkungan baru. Sehingga gambar yang dibuat oleh anak mulai menggambar bentuk-bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitar mereka. Rumah, manusia pohon dan lingkungan sekitarnya menjadi obyek yang menarik perhatian anak. Terutama gambar manusia, jarang anak seusia ini menggambar manusia dari samping, mereka lebih menyukai gambar dari arah depan, karena dapat memuat unsur wajah yang lebih lengkap.
Unsur warna kurang diperhatikan, anak lebih tertuju pada hubungan antara gambar dan obyek gambar. Warna menjadi subyektif karena tidak mempunyai hubungan dengan obyek. Sedangkan konsep ruang tak lain adalah apa yang ada di sekitar dirinya, menjadikan tidak logisnya antara obyek yang satu dengan obyek lainnya.
Gambar 4. Bentuk dasar yang paling esensi terdapat pada gambar anak ini, yaitu jari kaki merupakan dianggap bagian yang penting. (Lowenveld,1975)
Anak kelas satu SD berusia antara 6 – 7 tahun yang mana pada usia ini anak sangat peka pada lingkungannya. Ia selalu ingin tahu, senang mencoba, benaknya selalu dipenuhi dengan pertanyaan “mengapa”? dan hasil pengamatan terhadap gambar anak kelas satu sebagai berikut:
1)      Belum ada kesadaran ruang objek yang mereka gambar terkesan tegak lurus atau datar dan terkesan tidak memiliki ruang.
2)      Ukuran objek tidak proporsional antara satu dengan yang lainnya.
3)      Cenderung menggunakan warna-warna yang mencolok.
4)      Segi perspektifnya belum ada.
5)      Sudah mampu menggambar suatu bentuk geometris, contohnya persegi panjang sesuai dengan imajinasinya.
6)      Merupakan curahan dari perasaannya dan kreasi dari hasil imajinasinya.
f.       Periode Bagan (Schematic Stage)
Gambar 5. Empat bentuk yang serupa, seluruhnya menghadap ke depan. (Lowenveld,1975)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 7-9 tahun. Sejalan dengan tahap perkembangan anak, pada akhir tahap ini perkembangan akal sudah mulai mempengaruhi gambar anak. Anak sudah mulai menggambar obyek dalam suatu hubungan yang logis dengan gambar lain. Konsep ruang mulai nampak dengan adanya pengaturan antara hubungan obyek dengan ruang, gambar mulai realistis, mulai mengarah ke bentuk-bentuk yang mendekati kenyataan.
Ciri utama gambar anak pada fase ini adalah adanya garis dasar yang merupakan tempat obyek atau benda-benda berdiri, merupakan suatu perkembangan yang wajar. Muncul gejala yang disebut “folding over”, yakni cara menggambar obyek tegak lurus pada garis dasar, meskipun obyek akan nampak terbalik. Ciri lainnya, adanya gambar yang disebut “sinar X” (X-ray), yakni gambar yang berisi benda atau obyek lain dalam suatu ruang yang sebenarnya tidak kelihatan.
Gambar dibuat berdasarkan ide anak itu sendiri, misalnya gambar rumah yang kelihatan bagian dalamnya seolah-olah rumah tersebut terbuat dari kaca bening. Warna mulai obyektif, artinya anak menyadari adanya hubungan antara warna dengan obyek. Disini anak telah menemukan konsep tertentu mengenai warna, yakni bahwa obyek tertentu akan memiliki warna tertentu pula. Ciri lain yang kurang menguntungkan, gambar nampak lebih kaku. Anak cenderung mencontoh gambar orang lain, hal ini karena berkembangnya sifat kooperatif di antara mereka.
Anak kelas tiga SD berusia antara 8-9 tahun, yang mana pada usia ini masuk pada kategori masa bagan. Pada usia ini konsep sudah berkembang yang mana anak cenderung mengulang-ulang bentuk gambar yang sudah mereka buat. Gambar mereka belum menampakkan ada kesan ruang atau masih berkesan datar. Karya seni rupa mereka merupakan cermin pengetahuan tentang lingkungannya. Berikut hasil observasi pada perkembangan gambar anak kelas 3 SD.
1)      Karya seni termasuk gambar rebahan, karena semua benda terletak tegak lurus pada latarnya.
2)      Masih belum memiliki kesadaran ruang yang mana seharusnya pada usia ini anak sudah mulai memiliki kesadaran ruang.
3)      Cenderung mengulang-ulang bentuk yang sudah mereka gambar, dalam hal ini terlihat bentuk kotak atau persegi empat banyak diulang.
4)      Gambar merupakan curahan perasaannya hal ini terlihat dari banyaknya jumlah matahari.
5)      Mulai mengeksplorasi lingkungan, yang mana hal ini terlihat pada gambar anak yang merekam kejadian sehari-hari yaitu melihat penjual dengan kereta dorong.
6)      Mulai memahami tantang perspektif, yang mana hal ini terlihat dari gambar pohon yang dekat terlihat lebih besar.
7)      Menggambarkan letak anggota badan sudah tepat
8)      Proporsi tubuh manusia tergantung pada suasana hatinya
9)      Bentuk badan digambarkan secara geometris.

g.      Periode Awal Realisme (Early Realism Stage).
       Gambar 6. Anak usia 10 tahun membuat gambar dengan menggunakan berbagai garis dasar. Dahan yang rumit bertumpukdengan tumbuhan lain, matahari muncul di balik awan. (Lowenveld,1975)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 9 sampai 12 tahun (kelas IV SD-VI SD) disebut pula “usia pembentuk kelompok”. Masa ini ditandai oleh besarnya perhatian anak terhadap obyek gambar yang dibuatnya. Bentuk-bentk gambar mulai mengarah ke bentuk realistis, tetapi nampak lebih kaku, hal ini sebagai akibat perkembangan sosial yang meningkat, mereka lebih memikirkan bentuk gambar yang dapat diterima oleh lingkungannya, akibatnya spontanitas berkurang.
Pada tahap ini, anak mulai mengekspresikan obyek gambar dengan karakter tertentu, lelaki atau wanita secara jelas. Karakteristik warna mulai mendapat perhatian, walaupun belun adanya penampilan dalam hal perubahan efek warna dalam terang dan bayang-bayang. Dalam gambar adanya penemuan penggambaran bidang dasar sebagi tempat pijakan (ground) benda dan obyek gambar. Adanya garis horizon, walaupun fungsinya belum dimengerti, sehingga kesan perspektif akan kelihatan janggal. Terlihat adanya menghias (mendekoras ) obyek gambar.
Anak kelas empat SD berusia antara 10-11 tahun yang mana sudah memasuki  masa awal realisme, yang mana berarti sudah mulai timbul kesadaran perspektifnya, namun mereka masih menggambarkan sesuatu berdasarkan penglihatannya bukan kenyataan. Berikut hasil observasi terhadap perkembangan gambar anak .
1)      Banyak menggunakan warna-warna terang namun terkesan lembut.
2)      Anak mulai mengenali objek secara keseluruhan dengan lingkungannya tidak terpisah-pisah, hal terlihat dari cara anak mengambar awan yang bertumpuk.
3)      Sudah mulai menggunakan perspektif dalam gambarnya
4)      Anak menggambar sesuai dengan penglihatannya/persepsinya hal ini dapat terlihat dari warna langit yang diberi warna oranye.
5)      Masih ada anak yang menggambar dengan gambar rebahan yang mana semua benda terletak tegak lurus pada latarnya.
6)      Sebagian gambar anak masih terkesan datar, namun ada gambar yang terlihat memiliki kesan ruang.
7)      Sebagian gambar memiliki Proporsi yang belum seimbang, namun ada satu gambar yang sudah memiliki proporsi, hal ini terlihat dari gambar pohon kelapa yang dekat terlihat lebih besar sedangkan perahu yang letaknya jauh terlihat lebih kecil.

h.      Periode Naturalistik Semu (Pseudo Naturalistic Stage).
Gambar 7. Gambar lebih detail, memperhatikan lingkungan di sekitarnya. (Lowenveld,1975)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 12 sampai 14 tahun. Masa pra puber. Gambar yang dibuat sesuai dengan obyek yang dilihatnya, sehingga timbul minat terhadap naturalisme, terutama pada anak yang bertipe visual. Anak mulai menggambar sesempurna mungkin, sehingga detail lebih diperhatikan, akibatnya spontanitas hilang. Oleh karena itu pada periode ini merupakan akhir dari aktivitas spontanitas. Anak menjadi kritis terhadap karyanya sendiri. Ia mulai memperhitungkan kualitas tiga dimensi (perspektif).

Dari sekian banyak gambar yang diteliti oleh Viktor Lowenfeld, tidak ada satu pun gambar anak dari Indonesia yang dipilih menjadi sampel. Kenyataannya, ada sekitar 10 gambar anak-anak Indonesia yang sejenis, yakni gambar pemandangan alam dengan dua buah gunung yang diantaranya menyembul matahari dengan pancaran sinarnya. Di bawah gunung terhampar sawah atau sebuah danau atau laut dengan perahu layarnya. Semua ini ada kemungkinan akibat metoda mencontoh yang diajarkan di bangku sekolah dasar.
Kedua, karena pengaruh lingkungan yang kental yang mempengaruhi anak, disamping memori anak memang kuat. Mereka mampu menyerap apa yang mereka lihat, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti dari buku-buku komik, kalender, bahkan dari media visual lainnya (televisi, majalah, koran dan lain-lain). Oleh karenanya, alangkah lebih baiknya apabila sebagai orang tua kita mau mengambil langkah pertama, membuat suatu perubahan dalam membebaskan kreatifitas anak.
“Membebaskan” anak menggambar sama dengan membebaskan anak dalam menuangkan imajinasi dan mengungkapkan dirinya melalui gambar. Melalui menggambar, secara tanpa disadari anak dapat belajar memecahkan persoalan yang dihadapi. Dengan menggambar anak dapat bermain dan berekspresi dengan sepuas-puasnya. Jadi, tugas guru dan orang tua sebaiknya tidak mengajarkan konsep pendidikan seperti di masa lalu, dimana anak dianggap sebagai mahluk yang lemah, serba tidak tahu.

Mengembangkan imajinasi anak merupakan upaya untuk menstimulasi, menumbuhkan dan meningkatkan potensi kecerdasan juga kreativitasnya di masa pertumbuhannya. Imajinasi anak berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan ia berbicara dan berbahasa. Seperti bermain, dunia imajinasi juga merupakan dunia yang sangat dekat dengan dunia anak. Imajinasi anak merupakan sarana untuk mereka berselancar dan belajar memahami realitas keberadaan dirinya juga lingkungannya. Karena itu, orang tua dapat mengembangkan imajinasi anak dengan menstimulasi tumbuh kembangnya potensi dan kemampuan imajinatif anak untuk diekspresikan dengan efektif.
Sebuah imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi. Proses ini mendorong semua kekuatan yang bersifat emosi untuk terlibat dan berperan aktif dalam merangsang pemikiran dan gagasan kreatif, serta memberikan energi pada tindakan kreatif. Kemampuan imajinatif anak merupakan bagian dari aktivitas otak kanan yang bermanfaat untuk kecerdasannya. Di masa balita, imajinasi merupakan bagian dari tugas perkembangannya, sehingga anak sangat suka membayangkan sesuatu, mengembangkan khayalannya dan bercerita membagi ide-ide imajinatifnya kepada orang lain, khususnya orang tuanya. Karena itu, berimajinasi mampu membuat anak mengeluarkan ide-ide kreatifnya yang kadang kala “mencengangkan”. Hal ini sangat wajar karena seiring pertambahan usianya, otak anak lebih aktif merespon setiap rangsangan. Di benaknya muncul banyak pertanyaan yang mendorongnya untuk melakukan banyak pengamatan. Pertanyaan dan pengamatan yang dilakukannya itu, akhirnya membuat anak merasa nyaman berada di dalam imajinasinya.
Bagi anak-anak, berimajinasi merupakan kebutuhan alaminya dan bukan bentuk kemalasan. Imajinasi anak bisa saja lahir sebagai hasil imitasi, meniru dari tayangan yang ditontonnya atau pengaruh dari dongeng dan cerita yang didengarnya. Namun, imajinasi juga bisa muncul secara murni dan orisinil dari dalam benaknya, sebagai hasil mengolah dan memanfaatkan kelebihan dan kemampuan otak yang dianugerahkan Tuhan. Jika kita mampu mengasah, mengembangkan dan mengelola imajinasi anak, maka berimajinasi akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kecerdasan kreatifnya, serta membuatnya lebih produktif karena potensi dan kemampuan imajinatif anak merupakan proses awal tumbuhkembangnya daya cipta dalam diri anak yang boleh jadi menghasilkan sebuah kreasi yang menarik dan bermanfaat untuk perkembangan kepribadiannya.
Manfaat imajinasi anak berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya kreativitas dalam diri anak. Berikut beberapa manfaat imajinasi anak bagi perkembangan dan kepribadian anak sebagai berikut:
1.      Terampil berkomunikasi dan bersosialisasi.
Menurut Dorothy Singer, seorang profesor psikologi dari Yale University, anak-anak yang aktif berimajinasi cenderung lebih cerdas dan mudah bersosialisasi saat berada di sekolah. Dengan berimajinasi, anak melibatkan kapasitas otaknya, sehingga kecerdasan otak lebih terasah. Dalam berimajinasi, tentu saja ia sering kali memainkan peran sebagai tokoh tertentu yang tidak selalu sama, sehingga dalam realitas sehari-hari, ia lebih mudah berkomunikasi, memerankan perannya sebagai anak, teman bahkan ibu atau guru. Ia juga memiliki banyak cerita berkaitan dengan imajinasinya yang akan semakin memudahkannya berceloteh, ngobrol dengan teman dan lingkungan sosialnya. Semua ini bisa membuat anak lebih mudah memecahkan suatu persoalan karena ia akan memiliki sudut pandang yang berbeda atas suatu masalah berdasarkan pengalaman dan kemampuan imajinatifnya.
2.      Mahir menganalisa, aktif dan berpikir kreatif.
Berimajinasi membuat anak lebih aktif dan kreatif. Imajinasi akan menstimulasi gerak tubuh, emosi dan kinerja otak anak untuk melakukan sebuah tindakan kreatif. Dalam kondisi tertentu, semua yang dilakukannya, dilihatnya dan didengarnya akan dianalisanya, sehingga dengan berimajinasi ia lebih mahir menganalisa kejadian, sesuatu atau masalah yang dihadapinya. Dapat dikatakan, imajinasi membuat anak lebih kreatif dalam berpikir dan bertindak. Ia akan mencoba menganalisa sesuatu dengan kemampuan imajinatifnya itu, menuntun dan merunutnya dengan logika apa saja yang bisa dan mungkin terjadi. Di masa depan, kemampuan ini sangat membantu karena permasalahan hidup akan semakin kompleks dan heterogen.
3.      Memperkaya pengetahuan anak.
Dengan berimajinasi, ide-ide kreatif anak semakin bermunculan dan berkembang. Hal ini akan semakin mengasah dan mendorong rasa keingintahuannya. Keingintahuan yang besar akan mendorong mereka untuk mencari, menggali lebih dalam dan berkesperimen untuk memuaskan keingintahuannya tersebut. Semakin banyak yang digali dan dicoba, semakin kaya pula pengetahuannya. Proses menggali dan mencari ini bisa dilakukannya melalui kegiatan bermain dan ragam permainan, membaca atau bertanya langsung.
4.      Lebih percaya diri, mandiri dan mampu bersaing.
Berpetualang di dunia imajinasi membuat anak merasa nyaman. Ketika ada dukungan dan dorongan untuk mengekspresikannya, ia akan merasa percaya diri. Kepercayaan diri ini akan membuatnya lebih siap dan mampu bersaing di lingkungannya karena secara tidak langsung keterlibatan emosi, gerak tubuh dan kemampuan otak dalam berimajinasi membekalinya kesiapan mental untuk bersaing. Keberanian dan kesiapan bersaing, tidak selalu berdampak negatif karena kesiapan ini justru bisa membuatnya semakin mandiri dalam melakukan aktivitasnya, tanpa harus selalu tergantung kepada orang tuanya.
5.      Memunculkan bakat anak.
Dengan berimajinasi, anak dapat menggali, mengangkat dan memunculkan bakatnya yang mungkin saja terpendam. Bakat merupakan ciri universal yang khusus, pembawaan yang luar biasa sejak lahir yang dapat berkembang dengan adanya interaksi dari pengaruh lingkungan. Berimajinasi bisa membuat anak menemukan arti kenyamanan yang bermuara pada bakatnya, sehingga yang muncul dari imajinasinya tersebut adalah bakatnya sendiri. Penting kita ketahui bahwa dalam imajinasi itu ada dua hal bermakan yakni inovasi dan kreasi. Kedua hal bisa optimal dengan peran bakat, minat serta dukungan lingkungan (suasana) yang menyenangkan.
Dengan mengetahui manfaat imajinasi anak tersebut, orang tua bisa lebih memahami cara menyikapi, mengasah dan mengembangkan imajinsi anak untuk perkembangan dan kepribadian anak. Sehingga anak bisa meluangkan imajinasinya pada sebuah gambar imajinasi yang ia buat, tanpa membuat orangtua khawatir akan pengaruhnya bahwa menggambar imajinasi dapat mengasah keterampilan otak kanan anak.
Sebagai orang terdekat yang memiliki ikatan batin kuat dengan anak, orang tua merupakan “pemeran” yang sangat dibutuhkan dalam mengasah dan mengembangkan imajinasi anak secara optimal, sehingga manfaat imajinasi tersebut menjadi energi yang bersinergi terhadap kecerdasan, perkembangan dan kepribadiannya.
1.      Pertama, orang tua harus menjadi pendengar yang baik dan aktif terhadap imajinasi anak. Aktif berarti memberikan respon yang baik, menstimulasinya dengan pertanyaan-pertanyaan kreatif dan mendorongnya untuk berekspresi baik secara verbal maupun non verbal. Orang tua bisa saja mengarahkan anak untuk menuliskan imajinasinya dalam diary atau menulisnya dalam bentuk sebuah karya tulis jika anak sudah mampu baca-tulis.
2.      Kedua, ajak anak kita bermain karena bermain merupakan dunianya. Biarkan anak bebas menentukan pilihan dan melakukan permainan tertentu sesuai keinginannya, asalkan sesuai dengan kemampuan berpikir serta fisiknya. Bermain peran bisa menjadi pilihan tepat, orang tua bisa lebih cermat memberikan pilihan peran bagi mereka. Permainan peran membantu perkembangan emosi anak dan memudahkan mereka bersosialisasi dengan lingkungannya. Gunakan alat bantu yang tidak membahayakan anak, seperti kartu, mobil-mobilan atau boneka untuk membantu mereka bermain peran. Misalnya, anak berperan sebagai ayah dan ibu memerankan boneka sebagai anaknya. Pendampingan dan kebebasan akan mengeratkan ikatan batin dan membuat anak merasa lebih dihargai dan percaya diri.
3.      Ketiga, orang tua jangan terlalu banyak melarang anak , termasuk melarangnya menangis dan tertawa di saat yang tepat karena larangan bisa saja menghambat imajinasi dan membatasi kreativitasnya Berikan pernyataan yang bersifat anjuran agar anak merasa termotivasi. Pernyataan yang bersifat anjuran akan memberi motivasi positif pada anak. Misalnya, menyatakan “Ade bisa jatuh kalau lompat seperti Spiderman karena Ade belum kuat. Mendingan Ade bantu Ibu, kan Spiderman suka menolong orang.” lebih baik daripada menyatakan “Jangan lompat, nanti kaki kamu patah!”.
4.      Keempat, perdengarkan musik yang sesuai dengan ritme jantung dan denyut nadi, bacakan buku cerita, komik atau dongeng, serta dampingi anak bermain komputer dan belajar menulis karena semua hal tersebut akan merangsang dan membantu mengembangkan imajinasi anak.
5.      Kelima, ciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak. Seperti halnya belajar dan menerapkan metode mendidik, suasana nyaman dan menyenangkan akan membuat imajinasinya berkembang. Perhatikan pula letak benda-benda yang bisa membahayakan anak, seperti gunting, pisau, atau barang yang mudah pecah. Imajinasi dan kreativitas anak seringkali tidak terduga, sehingga orang tua patut mengantisipasinya sejak awal.
Bermain, berimajinasi dan berkreasi merupakan dunia anak. Dalam permainan, terdapat unsur pleasurable (menyenangkan), enjoyable (menikmati), imajinatif dan aktif, sehingga tanpa bermain, imajinasi tidak akan berkembang dengan baik, menjadi sebuah ide dan tindakan kreatif. Ketiga hal tersebut merupakan rangkaian aktivitas yang melibatkan pikiran, perasaan dan gerak tubuh anak yang sejatinya bermanfaat bagi perkembangan dan kepribadiannya.